Saya hanya tahu, segala yang terjadi pasti memberi begitu banyak
pelajaran. Entah bagian yang bahagia, entah bagian yang menyakitkannya. Entah
yang pergi meninggalkan, entah yang memilih berhenti menyayangi. Entah yang
dilukai, entah yang tak sengaja melukai. Saya rasa, tidak ada manusia yang
begitu saja sengaja melukai perasaan orang lain. Terkadang, kita melakukan
hal-hal yang ada di luar kendali kita. Karena memang kita tidak bisa
mengendalikan bagaimana hati seseorang akan merasa atas apa yang kita
lakukan padanya. Saya mungkin sudah begitu banyak menyakiti perasaan pria lain
dengan tingkah saya yang rumit dan gengsian. Saya pun mungkin sudah begitu
banyak menyakiti perasaan pria lain dengan memilih diam dan pergi—tanpa berdaya
meminta penjelasan padanya. Atau sekedar melontarkan pertanyaan seperti;
Kenapa kamu melakukan itu?
Kenapa kamu meninggalkan saya saat itu?
Atau kenapa kamu, harus membuat saya menyayangimu- lalu pergi?
Saya adalah perempuan yang merasa, bahwa pria seharusnya menyadari
diri, bahwa mereka perlu memberi penjelasan tanpa harus membuat perempuan
merengek.
Walau pun seharusnya. Segala pertanyaan itu tetap harus saya ajukan,
agar saya tidak lantas mereka-reka sendiri jawabannya. Jawaban yang tentu saja
belum tentu benar. Saya hanya berpikir, saya tidak lah pantas membebani mereka
dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Karena apa pun jawaban yang mereka lontarkan,
pada
kenyataannya saya-lah
yang sudah terlalu lelah untuk mendengarnya.
Mungkin bagian menyakitkan lain hanyalah ketika saya sudah berusaha
mencoba menyayangi dan memahaminya di tengah keterbatasan saya saat itu, tapi
saya tetap dianggap tidaklah cukup berusaha. *tersenyum kecut* memikirkan ini, selalu membuat perasaan saya
muram. Seandainya saja, seandainya saja saya bisa menggambarkan seberapa hancur
perasaan saya di detik itu. Saya, saya hanyalah tidak pernah punya kemampuan untuk
menunjukkan luka saya sendiri. Saya takut Tuhan berpikir, saya tidak cukup
bersyukur atas apa yang saya miliki saat itu, dan Dia pun mengambil
kebahagiaan-kebahagiaan lain yang tersisa yang masih saya miliki.
Saya baik-baik saja, ini hanya luka kecil dibanding segala yang sampai
saat ini masih terjadi dalam hidup saya.
Lagi pula, hidup siapa yang bisa lepas dari rasa takut kehilangan dan kecewa? Kita pasti akan pergi, atau
siapa pun yang ada dalam hidup kita pun suatu hari akan pergi.
Saya hanya tahu, bahwa segala yang harus pergi hanyalah untuk memberi
ruang bagi kedatangan yang lebih baik.
Tidak apa-apa. Saya saat ini sehat dan sedang bahagia dengan hidup
yang saya jalani. Dengan hati-hati yang mengelilingi saya, walau pun saya belum
siap untuk menyayangi seseorang, sebanyak saya menyayangi kamu dulu. :)
Terimakasih untuk kamu, suatu hari di masa lalu saya.
0 comments:
Post a Comment